Friday, January 8, 2010

Mahayana dalam Pandangan Pribadi

Kita terlahir di dunia membawa banyak bagasi karma. Baik atau buruk kita tidak pernah tahu.

Logika saya, agak sulit praktek Theravada tanpa jadi biku. Lbh mudah praktek Mahayana. Kenapa? Krn karma baiknya lbh cpt terakumulasi dr sifat ajarannya yg "massal" ketimbang Theravada yg "personal".

Ujungnya sama. Jalannya berbeda. Ajaran para leluhur (Theravada) lbh mudah dimengerti dan dibuktikan daripada Jalan Besar (Mahayana), tapi satu2nya jln utk bw ajaran ini ke "massa" adalah melalui Mahayana. Pencapaian setiap org akan berbeda, tp setdknya mereka punya sedikit cahaya utk membimbing mereka.

Tdk perlu api unggun utk menyalakan lilin satu gedung. Cukup satu lilin kecil yg menyala.

Kita bagaikan lilin2 itu. Byk di "luar sana" org2 yg masih tidak punya pegangan. Mahayana dpt menjangkau dimana Theravada pasti mentok krn mgkn "terlalu alim".

Lagipula, guru Zen lbh keren kan daripada biku Theravada dalam pandangan anak muda saat ini? Sbnrnya sih sama, mereka sama2 pertapa yang harus kita hormati dan sokong.

Saya? Tetap Theravada, tp akan senang menggunakan Mahayana utk menjangkau "tmpt2 yg sulit dijangkau". :)

Spt kt sy td, "Ujungnya sama saja!"